Senin, 09 September 2013

Leukemia



Leukemia adalah suatu tipe dari kanker. Leukemia berasal dari kata Yunani leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan mengganggu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darh putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).

Tipe-Tipe Leukemia
·      Berdasarkan kecepatan perkembangannya, leukemia dibagi menjadi 2, yaitu:
1.    Leukemia Akut
Perjalanan penyakit pada leukemia akut sangat cepat, mematikan dan memburuk. Dapat dikatakan waktu hidup penderita tanpa pengobatan hanya dalam hitungan minggu bahkan hari. Leukemia akut merupakan akibat dari terjadinya komplikasi pada neoplasma hematopoietik secara umum.

2.    Leukemia kronis
Berbeda dengan akut, leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa waktu hidup penderita tanpa pengobatan dalam hitungan sampai 5 tahun.

·      Berdasarkan jenis sel kanker, leukemia diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.    Myelocytic/Myelogeneus leukemia
Sel kanker yang berasal dari sel darah merah, granulocytes, macrophages dan keping darah.

2.    Lymphocytic leukemia
Sel kanker yang berasal dari lymphocyte cell.

·      Berdasarkan kedua klasifikasi di atas, maka leukemia dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1.    Leukemia limfositik akut (LLA).
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.

2.    Leukemia myelositik akut (LMA).
Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.

3.    Leukemia limfositik kronis (LLK).
Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak. Sebagian besar leukosit pasien di atas 50.000/µL.

4.    Leukemia mielositik kronis (LMK)
Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit. Leukosit dapat mencapai lebih dari 150.000/µL yang memerlukan pengobatan.

Patogenesis dan Patofisiologi Leukemia

Populasi sel leukemik ALL dan banyak AML mungkin diakibatkan proliferasi klonal dengan pembelahan berturut-turut dari sel blas tunggal yang abnormal. Sel-sel ini gagal berdiferensiasi normal tetapi sanggup membelah lebih lanjut. Penimbunannya mengakibatkan pertukaran sel prekursor hemopoietik normal pada sumsum tulang, dan akhirnya mengakibatkan kegagalan sumsum tulang. Keadaan klinis pasien dapat berkaitan dengan jumlah total sel leukemik abnormal di dalam tubuh. Gambaran klinis dan mortalitas pada leukemia akut berasal terutama dari neutropenia, trombositopenia, dan anemia karena kegagalan sumsum tulang.
Blokade maturitas pada AML menyebabkan terhentinya diferensiasi sel-sel mieloid pada sel muda (blast) dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang. Akumulasi blast di dalam sumsum tulang akan mengakibatkan gangguan hematopoiesis normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan sumsum tulang (bone marrow failure syndrome) yang ditandai dengan adanya sitopenia (anemia, leukopenia dan trombositopenia). Selain itu, infiltrasi sel-sel blast akan menyebabkan tanda/gejala yang bervariasi tergantung organ yang diinfiltrasi, misalnya kulit, tulang, gusi dan meningens.
Pada umumnya gejala klinis ALL menggambarkan kegagalan sumsum tulang atau keterlibatan ekstramedular oleh sel leukemia. Akumulasi sel-sel limfoblas ganas di sumsum tulang menyebabkan kurangnya sel-sel normal di darah perifer dan gejala klinis dapat berhubungan dengan anemia, infeksi dan perdarahan. Demam atau infeksi yang jelas dapat ditemukan pada separuh pasien ALL sedangkan gejala perdarahan pada sepertiga pasien yang baru didiagnosis ALL.
CGL/CML adalah penyakit gangguan mieloproliferatif, yang ditandai oleh seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi, sehingga pada apusan darah tepi kita dapat dengan mudah melihat tingkatan diferensiasi seri granulosit, mulai dari promielosit (bahkan mieloblas), metamielosit, mielosit, sampai granulosit. Pada awalnya, pasien sering mengeluh pembesaran limpa, atau keluhan lain yang tidak spesifik, seperti rasa cepat lelah, lemah badan, demam yang tidak terlalu tinggi, keringat malam, dan penurunan berat badan yang berlangsung lama. Semua keluhan tersebut merupakan gambaran hipermetabolisme akibat proliferasi sel-sel leukemia. Anemia dan trombositopenia terjadi pada tahap akhir penyakit.
CLL pada awal diagnosis, kebanyakan pasien CLL tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Gejala yang paling sering ditemukan pada pasien adalah limfadenopati generalisata, penurunan berat badan, dan kelelahan. Gejala lain meliputi hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan/olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi jarang terjadi pada awalnya, tetapi semakin menyolok sejalan dengan penyakitnya. Akibat penumpukan sel B neoplastik, pasien mengalami limfadenopati, splenomegali dan hepatomegali. Kegagalan sumsum tulang yang progresif pada CLL ditandai dengan memburuknya anemia dan atau trombositopenia.
           
Etiologi

Penyebab dari penyakit ini tidak diketahui secara pasti.  Bagaimanapun, penelitian telah menunjukan bahwa orang-orang dengan faktor risiko tertentu lebih mudah terjadi leukemia. Suatu faktor risiko adalah apa saja yang meningkatkan kesempatan seseorang untuk mendapatkan penyakit.

Faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia yaitu :
1)   Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :  
  • Para pegawai radiologi lebih beresiko untuk terkena leukemia;
  • Pasien yang menerima radioterapi beresiko terkena leukemia;
  • Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

2)   Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia :
  • Racun lingkungan seperti benzena à Paparan pada tingkat yang tinggi dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia;
  • Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde;
  • Obat untuk kemoterapi à Pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat-obat melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari terkena leukemia. Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen-agen alkylating dihubungkan dengan pengembangan leukemia bertahun-tahun kemudian.

3)   Herediter
Penderita sindrom Down, suatu penyakit yang disebabkan oleh kromosom-kromosom abnormal mungkin meningkatkan risiko leukemia. Ia memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

4)   Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Gejala-Gejala Leukemia

            Seperti semua sel-sel darah, sel-sel leukemia berjalan keseluruh tubuh. Tergantung pada jumlah sel-sel abnormal dan dimana sel-sel ini berkumpul, pasien-pasien dengan leukemia mungkin mempunyai sejumlah gejala-gejala.
Gejala-gejala umum dari leukemia :
·      Demam atau keringat waktu malam;
·      Infeksi yang seringkali;
·      Perasaan lemah atau lelah;
·      Sakit kepala;
·      Perdarahan dan mudah memar (gusi yang berdarah, tanda keungu-unguan pada kulit atau titik merah yang kecil dibawah kulit);
·      Nyeri pada tulang atau persendian;
·      Pembengkakan atau ketidakenakan pada perut (dari suatu pembesaran limpa);
·      Pembengkakan nodus-nodus getah bening, terutama pada leher atau ketiak;
·      Kehilangan berat badan.
            Gejala-gejala semacam ini bukanlah tanda-tanda yang pasti dari leukemia. Suatu infeksi atau persoalan lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini.

Pemeriksaan dan Diagnosis Leukemia

·      Hematologi rutin dan hitung darah lengkap digunakan untuk mengetahui kadar Hb-eritrosit, leukosit, dan trombosit;
·      Apus darah tepi digunakan untuk mengetahui morfologi sel darah, berupa bentuk, ukuran maupun warna sel-sel darah yang dapat menunjukkan kelainan hematologi;
·      Aspirasi dan biopsi sumsum tulang digunakan untuk mengetahui kondisi sumsum tulang, apakah terdapat kelainan atau tidak;
·      Karyotipik digunakan untuk mengetahui keadaan kromosom dengan metode FISH (Flurosescent In Situ Hybridization);
·      Immunophenotyping mengidentifikasi jenis sel dan tingkat maturitasnya dengan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang terdapat pada permukaan membran sel;
·      Sitokimia merupakan metode pewarnaan tertentu sehingga hasilnya lebih spesifik daripada hanya menggunakan morfologi sel blas pada apus darah tepi atau sumsum tulang;
·      Analisis sitogenetik digunakan untuk mengetahui kelainan sitogenetik tertentu, yang pada leukemia dibagi menjadi 2 : kelainan yang menyebabkan hilang atau bertambahnya materi kromosom dan kelainan yang menyebabkan perubahan yang seimbang tanpa menyebabkan hilang atau bertambahnya materi kromosom;
·      Biologi molekuler mengetahui kelainan genetik dan digunakan untuk menggantikan analisis sitogenetik rutin apabila gagal.

Jumat, 31 Mei 2013

Bishop Score





Jika skor bishop lebih dari atau sama dengan 6 berarti kondisi serviks matang dan jika kurang dari atau sama dengan 5 berarti seviks belum matang. Tindakan yang dilakukan :
v Jika serviks belum matang
·      Jika Nilai skor Bishop ≤ 5 lakukan pematangan serviks terlebih dahulu.
·      Pematangan serviks dengan prostaglandin dan Katater Foley
v Jika serviks sudah matang
·      Lakukan Amniotomi
·      Jika 1 jam his tidak baik, lakukan pemberian oksitoksi drip.
·      Jika ibu mengalami PEB, amniotomi bersamaan dengan oksitoksin drip
v Penggunaan Prostaglandin Untuk Pematangan Serviks
·      Dosis : prostaglandin (PGE2) bentuk pessarium 3 mg atau gel 2-3 mg ditempatkan pada froniks posterior vagina
·      Pemberian diulang setiap 6 jam jika his masih belum baik
·      Pemberian dihentikan jika :
-       Ketuban sudah pecah
-       Serviks sudah matang
-       Pemakaian prostaglandin sudah 24 jam

Kamis, 30 Mei 2013

Fakultas/Program Studi Kedokteran di Indonesia

Berikut Fakultas Kedokteran/Program Studi Kedokteran di Indonesia
1. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Aceh
2. Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh
3. Fakultas Kedokteran Universitas Malikusaleh, Aceh
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan
5. Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, Medan
6. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, Medan
7. Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Medan
8. Program Studi Kedokteran Universitas HKBP Nonmensen, Medan
9. Program Studi Kedokteran Universitas Prima Indonesia, Medan
10. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang
11. Fakultas Kedokteran Universitas Baiturahmah, Padang
12. Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Pekanbaru
13. Program Studi Kedokteran Universitas Abdur Rab, Pekanbaru
14. Program Studi Kedokteran Universitas Batam, Batam
15. Fakultas Kedokteran Universitas Jambi, Jambi
16. Program Studi Kedokteran Universitas Bengkulu, Bengkulu
17. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
18. Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Palembang
19. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung
20. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, Lampung
21. Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Banten
22. Program Studi Kedokteran Universitas Islam Negeri, Banten
23. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
24. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta
25. Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta
26. Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional, Jakarta
27. Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta
28. Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jakarta
29. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
30. Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta
31. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Jakarta
32. Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi
33. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung
34. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Bandung
35. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
36. Program Studi Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
37. Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
38. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang
39. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
40. Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Semarang
41. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta
42. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Surakarta
43. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
44. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
45. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta
46. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta
47. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
48. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya
49. Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah, Surabaya
50. Program Studi Kedokteran Universitas Kristen Widiyamandala, Surabaya
51. Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember
52. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang
53. Fakultas Kedokteran Universitas Islam, Malang
54. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Malang
55. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali
56. Program Studi Kedokteran Universitas Warmadewa, Denpasar
57. Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura, Pontianak
58. Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda
59. Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
60. Program Studi Kedokteran Universitas Palangkaraya, Kalteng
61. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Ujungpandang
62. Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, Ujungpandang
63. Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Ujungpandang
64. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado
65. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Lombok
66. Fakultas Kedokteran Universitas Al-Azhar, Mataram
67. Program Studi Kedokteran Universitas Nusa Cendana, NTT
68. Program Studi Kedokteran Universitas Al-Khaerat, Palu
69. Program Studi Kedokteran Universitas Tadulako, Palu
70. Program Studi Kedokteran Universitas Haluoleo, Kendari
71. Program Studi Kedokteran Universitas Patimura, Ambon
72. Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih, Jayapura

Powered By Blogger

Cari Blog Ini