Kamis, 13 Desember 2012

KALOR


Definisi Kalor
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori

Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.

Tabel beberapa kalor jenis zat
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsfo70bmTkO0NBUCNzszRKf4Y9Cp59K8SCIxE2-hdXQ0WVlBMQ7Le95tIOft0EZMn3cD-A00xS_UjZKgAQr5zq5QAcxantD0anIxrsGQmKFRGUBNx3rAguC9505uEi5WWLG7ivC_KANLkK/s400/q1.PNG
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda bergantung pada:
  • massa benda (m)
  • jenis benda / kalor jenis benda (c)
  • perubahan suhu (Δt )
Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8P3ONxGO4ea3OoKM-WjLjXkcFinjvHjdbTj_65Y_St-UUu2YKgA0doTOhjv5W5PZPxAyVqB5ItV39FlJH8rng8QthTCrF8tkyl91CWNKE1VXXZRoZx0W69S1ldZ9mEWbuIcUqHtWmm4GE/s400/q2.PNG
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)

Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggwFZR0UkBP49TNcwbhk1b4p0QzdtQ-s0l5tqXpV1BXlOJMyYxHbJlc896qOJHJ4VvijAU15wjahELmXn2oSmtnHScago293oy2feZoe-YnO68imqkxxy5Q14I-ny4tUUQuSBF2GHry9UW/s400/q3.PNG
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal


Menguap (terjadi perubahan suhu)
Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu berlaku:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8P3ONxGO4ea3OoKM-WjLjXkcFinjvHjdbTj_65Y_St-UUu2YKgA0doTOhjv5W5PZPxAyVqB5ItV39FlJH8rng8QthTCrF8tkyl91CWNKE1VXXZRoZx0W69S1ldZ9mEWbuIcUqHtWmm4GE/s400/q2.PNG
Sama halnya pada peristiwa membeku, melebur, dan mengembun.

Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan wujud)
Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Karena tidak terjadi perubahan suhu, maka besarnya kalor uap dapat dirumuskan

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9Zih1_rE6X0jy_PAWo75FAOmtJ6q15jDPs4VocZHNp2ZIe-nYlWrplpbSt5l58xM4U1d3uzVAcEzwywhu5gbBR2zp_P9l55Kj6S6oQtU-bJgm7H3OZSIDFikLRsxlbJIgpLUnffTngZIy/s400/q6.PNG
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)

Tabel beberapa kalor uap zat
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK1HZE7CrtuZBtLvuptqrF_v_yOw1HlYnTrY9kL30GMeB1KqdZhbeRlrtD2ieMokD2RhEfg2vkJpRd8oS_ByJ98Oa0KNaXj7Li8F1n6RzESefvJRgBhc9p0pYsF15EqzTfQgrxCCIpGrUQ/s400/q4.PNG
Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyn08cXUVKICwfOAVxv_8cxPc6pJXXoujjuHiPIFLkMcTk968L6tPNLCAvTBr5-8jsfkeR8v7cSWTrhPpWA9evBMKBfOSj5-bWcuG-UdwS7OgvZNraZTf3zvoKmBhI50udiV2O99TMwBXK/s400/q5.PNG

Kapasitas Kalor
Air satu panci ketika dimasak hingga mendidih memerlukan kalor tertentu. Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Q = C × DT
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
DT : perubahan suhu benda (° C)
Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor
jenis, maka Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.
C = m × c
Keterangan:
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg °C)

Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20° C hingga 120° C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ. Tentukan kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi?
Diketahui :
a. m = 3 kg
b. DT = 120° – 20° = 100° C
c. Q = 135 kJ

Asas Black
Anda ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Pernahkah Anda membuat susu atau kopi? Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan menyebar ke seluruh cairan susu yang dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu akhir setelah percampuran antara susu dengan air panas disebut suhu termal (keseimbangan).
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728 – 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
Keterangan:
Qlepas : besar kalor yang diberikan (J)
Qterima : besar kalor yang diterima (J)

Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100° C di tuangkan ke dalam bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25° C, kalor jenis aluminium 900 J/kg °C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg °C, maka tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)
Contoh :
Diketahui :
a. mbjn = 0,5 kg
b. mair = 0,5 kg
c. Tair = 100° C
d. Tbjn = 25° C
e. cair = 4.200 J/kg °C
f. cbjn = 900 J/kg °C
Ditanyakan : Ttermal = ...?
Jawab :
Qdilepas = Qditerima
m × cair × DT air = m × cbjn × DT bjn
0,5 × 4.200 × (100 – Ttermal) = 0,5 × 900 × (Ttermal – 25)
210.000 – 2.100 Ttermal = 450 Ttermal – 11.250
2.550 Ttermal = 222.250
Ttermal =
222.250
2550
= 87,156° C
Jadi, suhu kesetimbangannya adalah 87,156° C.



B. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor pada suatu benda dapat berpindah dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain yang suhunya rendah. Fenomena perpindahan kalor ini dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada saat memasak, api yang mengenai bagian dasar panci akan menyebar ke seluruh bagian permukaan panci dan bahan makanan yang ada di dalamnya. Contoh lainnya yaitu kalor (panas) matahari yang sampai ke permukaan bumi. Berbicara mengenai perpindahan kalor, maka kita mengenal setidaknya ada tiga cara terjadinya perpindahan kalor, yaitu melalui cara konduksi, cara konveksi, dan cara radiasi.

1. Konduksi
Konduksi, atau disebut juga hantaran, merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu perantara zat tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Misalnya, ketika kita memanaskan logam pada salah satu ujungnya, maka lambat laun ujung lainnya akan menjadi panas karena adanya perpindahan kalor melalui logam tersebut. Contohnya, apabila seseorang memasak dengan menggunakan panci, maka api dari kompor akan memanaskan bagian dasar panci terlebih dahulu sebelum kemudian seluruh permukaan badan panci menjadi panas.
Kemampuan zat atau benda dalam menghantarkan kalor juga berbeda-beda. Oleh
karena itu, kemampuan benda-benda di alam dalam menghantarkan kalor dibedakan kedalam dua kelompok: konduktor dan isolator. Konduktor adalah kelompok benda-benda yang mudah menghantarkan kalor. Contoh konduktor adalah tembaga, besi, aluminium, dan sejenisnya. Sedangkan isolator adalah kelompok benda-benda yang sukar menghantarkan kalor. Contoh isolator adalah kayu, karet, plastik, dan sejenisnya. Secara umum, bahanbahan yang terbuat dari logam umumnya merupakan konduktor kalor, sedangkan bahanbahan yang terbuat dari non logam umumnya merupakan isolator kalor.



2. Konveksi
Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu zat disertai oleh perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas (fluida). Perpindahan kalor secara konveksi dinamakan juga aliran panas, karena bagian bagian zat itu terus mengalir selama pemanasan. Misalnya, perpindahan kalor melalui air yang dipanaskan. Ketika air dipanaskan, maka bagian air yang panas akan berkurang massa jenisnya, sehingga akan naik ke permukaan. Tempat air panas tersebut akan digantikan oleh air dingin yang juga akan mengalami hal serupa dengan air panas sebelumnya. Proses seperti
ini terus berulang hingga akhirnya seluruh bagian air menjadi panas. Perpindahan panas secara konveksi juga terjadi pada udara, sehingga terjadi apa yang dinamakan angin darat dan angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Air lebih lambat menyerap panas dari tanah, sehingga pada siang hari udara di atas lautan lebih dingin daripada udara di atas daratan. Akibatnya massa jenis udara di atas daratan lebih kecil. Oleh karenanya, udara di atas daratan akan naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas lautan, sehingga terjadi aliran angin dari laut ke darat yang dinamakan angin laut. Angin darat terjadi pada malam hari. Udara di atas daratan lebih cepat dingin dibandingkan udara di atas lautan, sehingga udara di atas lautan akan naik dan tempatnya diisi oleh udara di atas daratan, dan terjadi aliran angin dari darat ke laut yang dinamakan angin darat.

3. Radiasi
Radiasi atau pancaran merupakan cara perpindahan kalor tanpa perpindahan zat perantara. Misalnya pancaran sinar matahari. Panas dari matahari dapat sampai ke bumi, walaupun jarak antara bumi dan matahari sangat jauh dan diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa.

Sifat pancaran dari berbagai permukaan benda juga berbeda-beda. Beberapa jenis benda tercatat ada yang mudah menyerap dan memancarkan radiasi kalor dan beberapa jenis benda lainnya ada yang tidak mudah menyerap dan memancarkan radiasi kalor. Berdasarkan sejumlah penyelidikan diketahui bahwa benda hitam lebih mudah menyerap dan memancarkan kalor dibandingkan dengan benda selain hitam. Oleh karena itu, apabila pada siang hari yang terik kita menggunakan pakaian berwarna hitam, maka kita akan merasakan panas yang lebih dibandingkan apabila kita menggunakan pakaian yang berwarna selain hitam.

Senin, 03 Desember 2012

penyakit mata konjungtivitis


A.     Konjungtivitis 
Adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Penyebab umum eksogen, kadang endogen.


 Perbandingan jenis-jenis konjungtivitas umum
Temuan klinis dan sitologi
Viral
Bakteri
Klamidia
Alergika

Gatal
Minimal
Minimal
Minimal
Hebat
Hiperemia
Generalisata
Generalisata
Generalisata
Generalisata
Mata berair
Banyak
Sedang
Sedang
Minimal
Adenopati preaurikular
Sering
Jarang
Hanya sering pada konjungtivitas inklusi
Tak ada
Eksudasi
Minimal
Banyak
Banyak
Minimal
Pada kerokan dan eksudat yang dipulas
Monosit
Bakteri, PMN
PMN, sel plasma, badan inklusi
Eusinofil
Disertai sakit tenggorokan dan demam
Sesekali
Sesekali
Tak pernah
Tak pernah



1.      Konjungtivitis bakteri (disebabkan bakteri)
Etiologi :
-          Stafiokok
-          Streptokok
-          Corynebakterium diphtheriae
-          Pseudomonas aureginosa
-          Neiserria gonorhoea
-          Haemophilus influenza
Manifestasi klinis
-          Konjungtivitas bulbi hiperemis
-          Lakrimasi
-          Eksudat dgn sekret mukopurulen pagi hari
-          Pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak
-          Kemosis
-          Hipertrofi papil
-          Folikel membran
-          Pseudomembran
-          Granulasi
-          Flikten
-          Mata terasa ada benda asing
-          Limfadenopati preautrikular
-          Keratitis dan blefaritis
-          Menjalar ke mata yang lain, jadi kronik
-          *sekret purulen
-          *inkubasi 12 jam -5 hari
-          *perdarahan subkonjungtiva dan kemosis
-          *tiga bentuk (bayi 1-3 hari, infant 10 hari, adultorum)
-          *mata bengkak sukar dibuka
-          *sakit perabaan


-          *menyebar ke mata sebelah




Pemerikasaan penunjang
-          Pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan gram dan giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji sensitivitas.
-          Pewarnaan metilen biru
Komplikasi
-          Stafilokokus > blefarokonjungtivitis
-          Gonokok > perforasi kornea
Terapi
-          Bakteri > antibiotik tunggal (gentamisin, kloramfenikol) 3-5 hari
-          Kuman >  tetes mata antibiotik, salep mata 4-5 kali sehari
-          Untuk konjungtivitas gonore
a.       Diberi penisilin salep dan suntikan 50.000 unit/kgbb selama 7 hari
b.      Dibersihkan dengan air hangat tiap 15 menit
c.       Penisilin tetes mata larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml tiap 30 menit
Pencegahan
-          Bersihkan dengan larutan borisi
-          Salep kloramfenikol.

2.      Konjungtivitis viral
Etiologi
-          Adenovirus
-          Herpes simpleks
-          Herpes zoster
-          Klamidia
-          New castle
-          Pikorna
-          Enterovirus
Manifestasi klinis
-          Sedikit kotoran pada mata
-          Lakrimasi
-          Sedikit gatal
-          Injeksi
-          Nodul preaurikular kadang nyeri
-          Sakit di tenggorokan
-          Demam
Pemeriksaan penunjang
-          Pewarnaan giemsa untuk sel raksasa
-          Kultur virus
-          Sel inklusi intranuklear
Komplikasi
-          Parut pada kelopak
-          Neuralgia
-          Katarak
-          Glaukoma
-          Lumpuh saraf III, IV, VI
-          Atrofi saraf optik
-          Kebutaan

Terapi
-          Antibiotik
-          Asiklovir 400 mg/hari selama 5 hari (konjungtivitas hepertik)
-          Steroid tetes deksametason 0,1% (jika ada episkleretis, skleretis, dan iritis)
-          Analgesik untuk penghilang nyeri

3.      Konjungtivitis Alergi
Akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi
Etiologi
-          Alergi obat-obatan
-          Alergi mata palsu/lensa kontak
Manifestasi klinik
-          Mata merah
-          Bengkak
-          Panas
-          Berair
-          Gatal
-          Silau
-          Berulang dan menahun bersamaan rinitis alergi
-          Riwayat atropi
Pemeriksaan penunjang
-          Pemeriksaan sekret (sel eusinofil)
-          Pemeriksaan darah (eusinofilia, peningkatan kadar serum IgE)
Penatalaksanaan
-          Biasanya sembuh sendiri
-          Astrigen
-          Steroid topikal dosis rendah
-          Kromoglikat 2% topikal 4kali sehari untuk mencegah
-          Antihistamin dan steroid sistemik pada kasus berat

4.      Konjungtivitas sika atau dry eyes
Keadaan keringnya permukaan konjungtiva akibat berkuangnya sekresi kelenjar lakrimal
Etiologi
-          Penyakit yang dapat menyebabkan defisiensi komponen lemak air, kelenjar air mata, musin, akibat penguapan berlebihan, parut kornea, hilangnya mikrofili kornes
Manifestasi klinis
-          Gatal
-          Mata seperti berpasir
-          Silau
-          Kadang penglihatan kabur
-          Gejala sekresi mukus yang berlebihan
-          Sukar menggerakkan kelopak mata
-          Mata tampak kering
-          Erosi kornea
Pemeriksaan penunjang
-          Uji schimer
Penatalaksanaan
-          Diberi air mata buatan seumur hidup
-          Dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase

Powered By Blogger

Cari Blog Ini