Pengukuran antropometri
adalah pengukuran yang melibatkan Tinggi Badan, Berat Badan, Lingkar Lengan
Atas, Lingkar Kepala pada balita, Ketebalan Kulit Trisep, Lingkar dada.
Indeks
yang sering digunakan dalam pemeriksaan Antropometri adalah :
o BB/U (Berat badan
menurut usia) : lebih menunjukkan ke status gizi seseorang pada saat
pemeriksaan yang menunjukkan gizi buruk, gizi sedang, gizi normal, gizi baik
dan gizi berlebih.
o TB/U (Tinggi Badan
menurut usia) : lebih menunjukkan ke tinggi badan seseorang yaitu tinggi,
pendek, sangat pendek dan normal.
o BB/TB (Berat Badan per
Tinggi Badan) : yang lebih menunjukkan ke bagian gemuk, kurus, normal,
obesitas)
o TB/U – BB/TB : yang
menunjukkan ke arah pendek-kurus, pendek-normal, pendek-gemuk, normal-gemuk,
normal-normal.
o Lingkar Lengan Atas
(LLA/U) : untuk menggambarkan tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak
bawah kulit.
o IMT (Indeks Masa Tubuh)
: untuk dewasa (>18 tahun)
o Tebal Lemak Bawah Kulit
menurut umur yang dilakukan di lengan bawah, tengah garis ketiak, sisi dada,
paha,dsb.
o Rasio Lingkar Pinggang
& Panggul untuk melihat perubahan metabolisme yang memberi gambaran tentang
pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak.
Kelebihan pada
pemeriksaan antropometri adalah :
1.
Prosedur sederhana, aman dan sampel dapat dilakukan
dalam jumlah besar.
2.
Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
3.
Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan
dan dibuat di daerah setempat.
4.
Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
5.
Dapat mendeteksi dan menggambarkan riwayat gizi masa
lampau umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, buruk karena
sudah ada amabang batas yang jelas.
6.
Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
Kelemahan dari
pemerikasaan antropometri :
1.
Tidak sensitif dimana tidak dapat mendeteksi gizi
dalam waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurang zat gizi tertentu.
2.
Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan sensitifitas antropometri.
3.
Kesalahan pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
akurasi dan validasi pengukuran antropometri.
Kesalahan yang terjadi pada
pemeriksaan antropometri karena:
1.Pengukuran
2.Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3.Analisis dan asumsi yang keliru
4.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
5.Latihan petugas yang tidak cukup
6.Kesalahan alat atau alat tidak ditera
7.Kesulitan pengukuran
1.Pengukuran
2.Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3.Analisis dan asumsi yang keliru
4.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
5.Latihan petugas yang tidak cukup
6.Kesalahan alat atau alat tidak ditera
7.Kesulitan pengukuran
Jenis Parameter
1.
Berat
badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR.
a.
Berat
badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
b.
Memberi
gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c.
Merupakan
ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas.
d.
Ketelitian
pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
e.
KMS
(Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian.
Alat
yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:a.Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.
b.Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
c.Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
d.Skala mudah dibaca
e.Cukup aman untuk menimbang anak balita.
0 komentar:
Posting Komentar